--- dasar hukum:

        Abu Ya'la meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah S. A. W. bersabda:

        "Jika seorang di antara kamu bersenggama dengan istrinya, hendaklah ia bersungguh-sungguh. Bila ia sedang (telah) menyelesaikan kebutuhannya itu (ejakulasi) padahal istrinya belum sampai pada klimaksnya (orgasme), maka janganlah ia tergesa-gesa untuk mengakhiri persetubuhan tersebut sebelum kebutuhan istrinya terhadap orgasme diselesaikan pula".

--- pembahasan:

        Dalam bersenggama, laki-laki hanya membutuhkan kira-kira 3 menit untuk ejakulasi dan itu dapat dicapai tanpa terlalu bersusah payah. Tetapi perempuan membutuhkan waktu yang lebih panjang, yakni kira-kira antara 10 sampai dengan 15 menit, dan itu harus dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh dan bersusah payah.

        Hal lain, laki-laki untuk mencapai ‘gairah sex’ adalah dapat dicapai dengan sangat mudah, cukup hanya dengan melihat ‘keindahan’ dari seorang perempuan, entah itu bagian perbagian dari tubuh perempuan atau secara keseluruhan dari tubuh perempuan atau bahkan hanya dengan menghayalkannya saja. Perempuan, agak sulit mendapatkan ‘gairah sex’ sehingga perempuan tidak langsung siap untuk melakukan suatu persenggamaan, perempuan lebih membutuhkan pemanasan/fore play yang cukup sebelum melakukan suatu persenggamaan.

        Kalau laki-laki tidak terlalu membutuhkan suasana yang bagus dan menunjang untuk melakukan suatu persenggamaan, perempuan sangat membutuhkan suasana yang bagus dan menunjang untuk melakukan suatu persenggamaan.

        Laki-laki dalam satu coitus hanya bisa satu kali ejakulasi, tetapi perempuan dalam suatu coitus sanggup orgasme hingga seratus kali bila perempuan tersebut menginginkannya

        Pemecahannya adalah: "Saling komunikasi dengan komunikasi yang bagus, terbuka dan seimbang dalam segala hal, termasuk dalam persenggamaan, inginnya bagaimana, sudah sampai dimana, dll.".

        Clitoris terletak jauh dari vagina, clitoris berguna terutama untuk foreplay yang mana clitoris merupakan salah satu titik yang paling sensitif dari tubuh perempuan untuk membangkitkan gairah sex dari seorang perempuan, selain itu masih ada lagi banyak titik-titik sensitif dari tubuh perempuan untuk membangkitkan gairah sex dari seorang perempuan. Coitus dilakukan dengan menggerak-gerakkan penis keluar dan masuk ke dalam vagina, dan clitoris sama sekali tidak terikutkan dalam kegiatan coitus, karena terletak jauh dari mulut vagina.

        jadi, sekalipun clitoris disunat habis seperti fitnah yang di edarkan oleh non-muslim yang menurut mereka membuat perempuan menjadi tidak bisa orgasme adalah sangat salah dan tidak terbukti, artinya, sekalipun bilapun benar, clitoris disunat hingga habis, perempuan tetap saja bisa orgasme. Tetapi pada praktek sunat terhadap perempuan, tidak memotong habis clitoris, tetapi hanya menyayatnya/menoreh sedikit sehingga menitikkan darah, sekali lagi, hanya menyayatnya/menoreh sedikit sehingga menitikkan darah.

        salah satu ciri dari seorang perempuan yang telah siap untuk melakukan coitus setelah melakukan cukup foreplay adalah: vaginanya dan daerah sekitar vaginanya menjadi basah oleh cairan vagina, yang mana cairan vagina akan menjadi pelumas antara vagina dan penis ketika melakukan kegiatan coitus. Dan cairan vagina tersebut biasanya hanya keluar bila seorang perempuan cukup terangsang gairah sexnya. Bila vagina dan daerah sekitar vagina belum basah oleh cairan vagina, apabila dipaksakan melakukan coitus, hanya akan menimbulkan rasa sakit yang sangat terhadap vagina perempuan tersebut, selain itu akan menimbulkan lecet-lecet pada penis dan vagina.

        Dalam Islam, hak istri untuk orgasme telah dipikirkan sejak 14 abad yang lalu, tetapi dalam dunia kristen dan yahudi, baru pada abad ke 18 alias baru 2 (dua) abad saja diketahui bahwa perempuan bisa orgasme atau menikmati hubungann sex, dan selama itu, perempuan dalam dunia kristen dan yahudi hanyalah menjadi objek pemuas sex bagi laki-laki yang bahkan hingga masa-masa kini, perempuan hanyalah menjadi objek dari setiap kegiatan laki-laki di dunia ini. Dan perempuan baru dianggap sebagai manusia penuh pada tahun 1940

penis perjaka tingting alias penis yang belum pernah dipakai untuk berhubungan sex dan onani diameternya rata-rata hanya 1,2 cm sampai dengan 1,5 cm. Bila ada laki-laki yang diameter penisnya diluar itu, berarti dia sudah tidak perjaka tingting lagi

pandangan yang salah tentang sex seorang perempuan:

  1. Vagina seorang perempuan akan menjadi longgar bila telah melahirkan secara normal. Pandangan ini adalah sangat salah, karena lubang vagina pada dasarnya adalah sangat kecil dan sangat elastis sehingga dari lubang yang sedemikian kecil mampu melewatkan tubuh seorang bayi. Dan selain itu, waktu masa Idah selama 40 hari, sudah cukup untuk memulihkan kembali kondisi dari vagina seorang perempuan menjadi normal kembali. Pemikiran: dengan alasan bahwa vagina istrinya tidak lagi nikmat karena telah longgar disebabkan oleh telah melahirkan secara normal, seorang laki-laki pergi ke pelacur, dan katanya vagina pelacur tersebut lebih nikmat dari vagina istrinya yang telah melahirkan tersebut, padahal tanpa diketahui oleh laki-laki tersebut, si pelacur sudah melahirkan hingga 3 (tiga) sampai 5 (lima) orang anak, sekalipun pelacur tersebut adalah ABG (Anak Baru Gede) alias pelacur belasan tahun, dan selain itu, vagina si pelacur telah dipakai oleh sekian ribu laki-laki. Kesimpulannya: vagina perempuan tidak berubah setelah melahirkan, terbukti, laki-laki tidak bisa membedakan yang mana yang belum pernah melahirkan dan yang mana telah melahirkan secara normal bahkan hingga 5 (lima) kali.

  2. Keindahan payudara akan menjadi rusak bila telah menyusui bayi. Pandangan ini adalah sangat salah, karena sebagaimana dengan yang terjadi pada vagina di atas.

  3. Keindahan payudara akan menjadi rusak bila dipegang-pegang oleh laki-laki. Pandangan ini juga salah, karena payudara sebagaimana bagian tubuh yang lainnya tidak akan menjadi rusak hanya bila dipegang-pegang, bahkan diremas-remas sekalipun, dan bentuk payudara adalah sebagaimana bentuk pertama kali payudara tersebut tumbuh pada umur belasan tahun, kebanyakan payudara modelnya adalah turun atau menggantung, dan sangat langka yang bentuknya tegak seperti mangkok, memang, bila menyusui, ukuran payudara akan membesar sedikit dan kembali menjadi ukuran normal kembali setelah selesai masa menyusui.

  4. Payudara yang baru pertama kali diremas, ketika diremas akan terasa seperti meremas sekantong beras, dan itu untuk petama kali dan terakhir kalinya.

  5. Selaput dara bisa robek apabila seorang perempuan tersebut terjatuh, naik sepeda, naik kuda, ikut seni bela diri, dll. Hal tersebut adalah sangat tidak benar, karena letak selaput dara adalah ± 4 cm dari mulut vagina, selain itu, selaput dara sebagaimana vagina dan uterus sangat terlindung oleh tulang pinggul, yang mana tulang pinggul terdapat ± 0,5 cm dari mulut vagina, berarti selaput dara masih lebih kedalam lagi sejauh ± 3,5 cm, dan hal tersebut sangat-sangat cukup untuk melindungi selaput dara. Selain itu, karena lubang vagina adalah sangat kecil, maka demikian pula dengan lubang pada selaput dara, ukuran jari kelingking dari seorang perempuan sudah sangat cukup besar untuk bisa merobek selaput dara, apa lagi ukuran kelamin laki-laki yang diameternya mencapai ± 4 cm lebih. Memang, ada kasus atau kadang-kadang, bahwa selaput dara itu adalah sangat elastis, tetapi itu adalah sangat jarang, selain itu, ukuran kelamin laki-laki sudah sangat cukup besar untuk merobek selaput dara sekalipun selaput daranya tersebut adalah sangat elastis. Adapula issue bahwa pada coitus pertama kali tidak akan berdarah, karena perempuannya dalam keadaan gairah sex yang sangat tinggi, issue itupun tidak benar, karena basahnya vagina tidak melunakkan selaput dara sehingga selaput dara menjadi lebih elastis. So... bila perempuan melakukan coitus pertama kali pasti berdarah sekalipun sedikit, dan bukan coitusnyalah yang menimbulkan rasa sakit pada perempuan pada pertama kali coitus, tetapi peristiwa robeknya selaput daralah yang menimbulkan rasa sakit pada perempuan yang baru pertama kali melakukan coitus. Hal lain, yang sering terjadi pada perempuan pertama kali melakukan coitus, seringkali terjadi peristiwa yang dalam istilah di Jakarta disebut dengan 'peret' atau masih rapat. Hal tersebut terjadi bukan karena selaput daranya masih utuh, tetapi karena seorang perempuan yang baru pertama kali melakukan coitus menjadi stress dengan sebab sebab antara lain karena ketidak tahuannya tentang coitus yang sebenarnya, juga membayangkan lubang vagina yang sedemikian kecil harus kemasukan penis yang sedemikian besar, dll. penyebab stress lainnya. Kejadian tersebut terjadi karena otot-otot pinggul yang terletak didekat mulut vagina menegang (atas dan bawah) yang disebabkan oleh stressnya perempuan tersebut, sehingga penis mengalami kesulitan dalam penetrasi kedalam vagina. So... 'peret' atau masih rapat tersebut bukan karena selaput masih utuh tetapi karena tegangnya otot-otot tulang pinggul yang terdapat di dekat mulut vagina. Hal tersebut dapat dihilangkan dengan membuat perempuan tersebut menjadi relax dalam melakukan coitus pertama kalinya tersebut.

  6. Sesungguhnya ukuran kelamin laki-laki, seberapapun ukurannya mampu memberi kenikmatan yang sama terhadap seorang perempuan dalam coitus, karena vagina adalah sangat elastis, tetapi ada panjang minimal dari penis, yakni minimal kira-kira 4 cm, karena bagian yang paling sensitif dari vagina berada pada posisi kira-kira 4 cm dari mulut vagina, penis yang lebih pendek dari 4 cm tidak akan memberi 'rasa' kepada seorang perempuan dalam suatu coitus. Vagina pada dasarnya dalam kondisi biasa mampu menampung panjang penis hingga 8 cm, tetapi, sekali lagi, karena vagina adalah sangat elastis, maka vagina mampu menampung penis hingga sepanjang 20 cm, lebih dari ukuran itu dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman dalam coitus. Standart diameter yang mampu diterima vaginapun memiliki jangkauan yang luas, sekalipun diameter penis hanya sekitar 1 cm, ukuran tersebut masih mampu untuk memberi 'rasa' kepada seorang perempuan dalam suatu coitus, tetapi ukuran standart penis adalah kira-kira 4 cm sampai 5 cm. Saya tidak tahu ukuran maksimum dari penis yang mampu diterima oleh vagina, tetapi berapapun ukuran penis, mau besar atau kecil, mau panjang atau pendek, memberikan 'rasa' yang sama kepada seorang perempuan dalam suatu coitus, tetapi ukuran lebih mempengaruhi psikologis atau kejiwaan bukan pada realitanya, realitanya rasanya adalah sama saja.

--- pembahasan sedikit lain:

        Bila laki-laki terlalu bernafsu sehingga mengeluarkan cairan kental sedikit dari kelaminnya, dalam islam itu disebut sebagai madzi.

        Keluarnya madzi tidak menyebabkan seorang laki-laki harus "mandi wajib".

        Bila perempuan kelaminnya basah oleh cairan kelamin atau orgasme tidak menyebabkannya menjadi harus "mandi wajib"

        Bila perempuan orgasme tidak akan mengeluarkan cairan dari kelaminnya, tetapi keluarnya cairan dari kelamin hanya karena dia "in the mood"

        Dalam islam sangat terlarang melakukan "anal sex" dan "oral sex", karena pada dasarnya dalam hubungan sex dalam islam hanyalah pertemuan antara dua sunat, yakni sunat laki-laki (kelamin laki-laki) dan sunat perempuan (kelamin perempuan), bila dilakukan diluar itu merupakan hal yang sangat haram, karena ada ayat Al~Qur’an yang berbunyi kira-kira: "Sangat terlarang melakukan segala sesuatu bukan pada tempatnya", so... kelamin tempatnya pada kelamin pula.

---- sedikit perbandingan agama:

        Islam sejak awal sudah memikirkan hak-hak perempuan secara keseluruhan, dalam hal ini hak untuk orgasme, terbukti dengan tertuangnya perintah bagi suami untuk wajib mengusahakan istrinya juga orgasme dalam setiap coitus.

        Tetapi kristen dan yahudi sama sekali tidak memikirkan tentang hal tersebut, karena dalam kristen dan yahudi, perempuan tidak lebih dari budak laki-laki atau benda mati yang tidak memiliki akal bahkan perempuan adalah musuh laki-laki yang menjerumuskan kemanusiaan kedalam dosa sehingga yesus – anak tuhan, harus dikorbankan untuk menebus kesalahan perempuan tersebut, bahkan informasi terakhir yang adw terima, kristen dan yahudi baru mengetahui bahwa perempuan juga bisa menikmati coitus bahkan bisa sampai orgasme dalam menikmati suatu coitus baru pada akhir abad ke 18, tetapi walaupun mengetahui akan kenyataan tersebut, perempuan dalam kristen dan yahudi tetap hanya sebagai benda mati atau objek sex semata-mata, yang bahkan menurut statistik terakhir di Amerika, yang mana di Amerika adalah terkenal dengan sex bebasnya, ternyata 90% perempuan Amerika tidak pernah mengalami orgasme dari setiap coitus yang pernah dilakukan oleh perempuan tersebut.

 

Back to Top

Back to Materi Seputar Dunia Islam

Back to Main Menu